September 27, 2024 | admin

Pemkot Surabaya Luncurkan Bus Listrik

Pemkot Surabaya Luncurkan Bus Listrik

Dalam upaya mengatasi kemacetan yang kerap terjadi pada jam-jam sibuk, Pemerintah Kota Surabaya mengambil langkah inovatif dengan meluncurkan armada bus listrik yang diberi nama ‘Electric City Bus’ serta menambah jumlah armada Feeder Wira Wiri. Kebijakan ini diharapkan mampu menjadi solusi efektif untuk mengurai kepadatan lalu lintas di beberapa titik kota.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari program Buy The Service (BTS), di mana pemerintah membeli layanan transportasi dari operator bus untuk melayani masyarakat. Dalam program tersebut, Surabaya meluncurkan 11 unit bus listrik yang ramah lingkungan serta menambahkan 32 unit Feeder Wira Wiri. Kedua jenis transportasi ini akan beroperasi secara bertahap hingga akhir tahun 2024.

Pemkot Surabaya Luncurkan Bus Listrik

Bus Listrik untuk Kota yang Lebih Ramah Lingkungan

Peluncuran bus listrik ini tidak hanya bertujuan mengurangi kemacetan, tetapi juga merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk mengurangi emisi karbon. Dengan beralih ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan, Surabaya berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kualitas udara dan mengurangi polusi di perkotaan.

Bus listrik yang dioperasikan menggunakan energi baterai ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini menjadi sumber utama polusi udara di kota-kota besar. Selain itu, bus ini juga dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti akses Wi-Fi gratis, kamera pengawas, serta tempat duduk yang nyaman, sehingga diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Feeder Wira Wiri untuk Aksesibilitas yang Lebih Baik

Tidak hanya fokus pada bus listrik, Pemkot Surabaya juga memperkuat layanan Feeder Wira Wiri sebagai moda transportasi pendukung. Armada feeder ini berfungsi untuk menghubungkan area-area perumahan atau wilayah pinggiran dengan pusat kota, stasiun kereta, atau terminal bus utama. Penambahan 32 unit feeder ini diharapkan mampu memperluas jangkauan transportasi umum di Surabaya, sehingga masyarakat di daerah terpencil pun bisa menikmati akses transportasi yang lebih mudah dan efisien.

Dengan adanya feeder ini, masyarakat diharapkan tidak lagi harus mengandalkan kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanan pendek, terutama saat berangkat atau pulang dari kerja. Penggunaan feeder ini diharapkan mampu mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalanan, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kemacetan di Surabaya.

Operasional Bertahap Hingga 2024

Tundjung Iswandaru menambahkan bahwa operasional bus listrik dan Feeder Wira Wiri akan dilakukan secara bertahap hingga November 2024. Pengoperasian bertahap ini bertujuan agar sistem transportasi publik yang baru ini dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu kegiatan transportasi lain yang sudah ada. Pemerintah Kota Surabaya juga berencana melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rute, tarif, serta jadwal operasional bus listrik dan feeder ini, agar penggunaannya dapat dioptimalkan sejak awal.

Selama masa operasional bertahap ini, pemerintah akan terus melakukan evaluasi, baik dari segi kinerja armada maupun respons masyarakat. Dengan begitu, diharapkan setiap masalah atau kendala yang muncul dapat segera ditangani, sehingga pada akhir tahun 2024, bus listrik dan feeder sudah bisa beroperasi penuh tanpa hambatan.

Pengaruh Kebijakan Terhadap Kemacetan

Dengan hadirnya bus listrik dan penambahan armada Feeder Wira Wiri, diharapkan bisa mengurangi kemacetan di beberapa titik rawan, terutama di kawasan-kawasan yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan bisnis. Kota Surabaya, yang dikenal sebagai salah satu kota besar di Indonesia, memang sering mengalami kemacetan parah, khususnya pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Dengan menyediakan alternatif transportasi umum yang nyaman dan terjangkau, Pemkot Surabaya berharap masyarakat akan lebih memilih menggunakan transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi.

Selain itu, Pemkot juga menargetkan kebijakan ini akan mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan-jalan utama, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kepadatan lalu lintas. Dengan mengalihkan masyarakat ke transportasi umum, diharapkan perjalanan di dalam kota bisa lebih lancar dan waktu tempuh yang biasanya lama akibat macet bisa dipersingkat.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun peluncuran bus listrik dan penambahan feeder ini merupakan langkah positif, tentu ada tantangan yang harus dihadapi oleh Pemkot Surabaya. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa masyarakat mau beralih menggunakan transportasi umum. Selama ini, masyarakat Surabaya cenderung lebih suka menggunakan kendaraan pribadi karena dianggap lebih fleksibel dan cepat. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas layanan transportasi umum, baik dari segi kenyamanan, keamanan, maupun ketepatan waktu.

Selain itu, pemerintah juga harus memastikan infrastruktur pendukung, seperti halte, terminal, dan rute, sudah siap untuk mendukung operasional bus listrik dan feeder. Jika infrastruktur ini tidak memadai, masyarakat mungkin akan tetap enggan menggunakan transportasi umum.

Share: Facebook Twitter Linkedin